Minggu, 13 April 2014

Love Story About Rify

Maafin lagi yaa yang namanya dipake;(

Part 1



“ipy, lio gamau dipelikca cama papa ipy” kata rio kecil
“yaudah kita Kabul aja yuk” ajak ify kecil dan langsung berlari sambil menggenggam tangan anak laki-laki kecil ini, gadis kecil nan cantik itu tidak mengerti jika dia mengajak lari pria kecil disampingnya ini akan membawa dampak buruk pada fisiknya
Dan tiba-tiba saja tepat di dekat taman rumah sakit, rio pingsan
“lioooo” teriak gadis kecil itu dengan lantang, wajah imut nya sekarang dipenuhi rasa takut dan air mata
Suster-suster yang mendengar teriakan ify pun langsung berlari dan membawa rio kecil  dan salah satu suster yang melihat kejadian itu pun langsung berlari keruangan dokter rahmat mengingat gadis kecil yang berteriak tadi adalah putri kecilnya dan pria kecil yang pingsan tadi adalah salah satu pasien, dan bahkan bisa dibilang pasien istimewa

*diruang ugd*

Pak rahmat dan para suster pun masih berusaha menyelamatkan pria kecil itu, sudah tiga jam mereka berusaha tanpa lelah hingga akhirnya sebuah miracle pun menghampiri ruangan itu, pria kecil itu terselamatkan meskipun masih belom sadarkan diri
Pak rahmat keluar dengan tampang lelah disusul para suster yang membantu ikut keluar kembali ketempat istirahat mereka, meninggalkan pak rahmat dengan orangtua pasien yang bisa dibilang adalah sahabat pak rahmat
“gimana rio?” Tanya laki-laki dengan postur tegap masih memeluk sang istri yang terus menangis dalam pelukannya
“dia selamat, tapi belom sadarkan diri” kata dokter itu yang tak lain adalah pak rahmat
“kamu boleh jenguk rio saat rio sudah dipindahkan keruang rawat tempat ia biasa di rawat” kata pak rahmat
Yang diajak ngomong pun hanya mengangguk
“saya yakin yan, rio anak yang kuat” kata pak rahmat sambil menepuk pundak pak septian
Setelah dipindahkan keruang rawat
Ibu mana yang tak sedih melihat buah hatinya terbaring lemah, semua ibu pasti sedih begitu juga dengan ibu nana melihat putranya sedang terbaring lemah ia tidak bisa menahan laju air matanya melihat jagoannya harus merasa kesakitan
Rio pun tersadar
“mama nangis? Lio bikin mama cedih ya?” suara rio kecil serak mungkin efek baru sadar
Mamanya langsung menggeleng kemudian mengelus puncak kepala jagoannya itu dan berkata
“ngga kok, rio gabikin mama sedih justru rio bikin mama bangga sama kamu”
Tiba-tiba rio merasakan sesak pada dadanya, membuatnya meronta kesakitan, sang ibu yang berada disamping langsung menangis kejer sambil memencet bel, hingga dokter rahmat bersama dua suster dateng, dokter rahmat tidak menyuruh ibu rio untuk keluar kamar, karena beliau tau yang rio butuhkan saat ini adalah dukungan terbukti dari tangan mungil rio masih menggenggam jemari ibunya dengan kuat, meskipun jemari ibunya sakit tapi tak ia hiraukan karna dia tau yang putranya rasakan saat ini jauh lebih sakit daripada tangan mungil rio yang menggenggam kuat jemari sang ibu

12 TAHUN KEMUDIAN
*dirumah ify*
“pagi ma, pagi pa, pagi kak” sapa ify kemudian duduk di samping kakaknya yang sedang sarapan.
“pagi fy” balas mama dan papanya, sedangkan ka eizel hanya memberikan senyum kemudian melanjutkan sarapannya.
Keadaan hening di meja makan beberapa lama sampai pakrahmat (papa ify) memecah keheningan tersebut
“fy” panggil papa
“iya pa?” Tanya ify
“disekolah kamu tolong jaga rio ya, ingetin dia minum obat, dan cegah dia kalo mau beraktivitas terlalu banyak dan jangan suruh dia mikir terlalu keras itu akan membuat kondisinya yang sedang ngedrop membuatnya semakin ngedrop” jelas papa ify panjang lebar.
“setiap pagi papa selalu ngomong itu ke ify, ify udah hafal tau” kata ify
“haha..papa hanya sangat khawatir dengan rio, dia papa sudah anggap sebagai anak papa sendiri apalagi kedua orangtuanya sangat sibuk dengan kerjaannya dan orang tuanya juga kerabat papa” terang papa ify.
“iya aku tau, yaudah pa ayok berangkat ify ntar telat udah jam segini lanjutin dimobil aja” kata ify sambil keluar dari rumahnya menuju mobilnya.

*disekolah*
Agni dari tadi mondar-mandir menunggu teman sebangkunya yang tidak dateng-dateng padahal bel sudah 5 menit yang lalu berbunyi.
‘ify mana sih, tumben banget tuh anak telat’ batin agni.
Ify dateng kedalam kelas dengan berkeringat, dan nafas sengal-sengalan dan sukses membuat RAG dan SSA cengo dibuatnya.
“fy, abis lari pagi ya? Ko ga ngajak?” Tanya alvin
“lari pagi mata lu belo, rajin amat si ify lari pagi hari sekolah begini, diajak hari libur aja ogah dia” kata via
“mata gua sipit, dasar bakpau” kata alvin
“yee berisik nih kodok sipit” kata via gamau ngalah
“stop berisik banget sih” kata ify dan rio bebarengan
“cie rio barengan sama ify” kata alvin dan sukses buat rio salting
“apaansih vin” kata ify dan langsung menyambar minum agni
“yee ify minum gua lu embat” kata agni kesal
“bu winda dateng” koor anak-anak XI-IPA 1
“pagi anak-anak” sapa bu winda
“pagi buu” jawab anak XI-IPA 1 kompak
“kita sekarang kedatengan murid baru” kata bu winda
“silahkan perkenalkan nama mu” kata bu winda kepada anak laki-laki yang tengah berdiri didepan
“perkenalkan, nama saya Cakka Kawekas Nuraga, biasa dipanggil cakka, pindahan dari jogjakarta terimakasih”
“baik cakka sekarang kamu duduk disamping alvin” kata bu winda sambil menunjuk kearah Alvin
Cakka pun berjalan kearah Alvin, kemudian duduk samping Alvin
“cakka” sapa cakka sambil ingin berjabat tangan dengan Alvin
Alvin tetap sibuk mendengarkan lagu di ipodnya tidak menggubris sapaan cakka tadi
Rio yang melihat hal itu pun (karena bangku cakka sama alvin itu didepannya bangku rio sama iyel) langsung mengangkat suara, dan iyel hanya diam, memaklumi sifat sahabatnnya itu
“vin cakka ngajakin lu kenalan” kata rio
“tadikan bu winda udah nyebut nama gua” kata Alvin dingin
Iyel pun hanya geleng-geleng dan mengajak cakka berkenalan
“Gabriel stevent damanik, panggil iyel aja” kata iyel ramah kepada cakka, cakka pun yang tadinya memilih aksi diam karna dicuekin Alvin langsung tersenyum setelah iyel mengajak kenalan
“rio” balas rio
“tadi lu udah nyebutin nama lu kok” kata iyel sambil terkekeh, cakka pun hanya tersenyum
“ohiya gua Mario stevano aditya haling, panggil rio aja gua paling ganteng” kata rio dengan diselipi narsis
“yaelah badan ceking aja, ngaku ganteng” cela Alvin sambil tertawa
‘bisa bercanda juga’ batin cakka sambil menengok kearah Alvin sekilas
“yee kodok sipit, makanya mata tuh dibuka lebar biar bisa lihat kegantengan seorang Mario stevano aditya haling” kata rio membalas celaan Alvin

~TO BE CONTINUE~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar