Rabu, 01 Juli 2015

Don't Judge Me

Pagi hari ini di sekolah Sylvester High School sangat ramai dengan anak-anak murid yang berbincang, membicarakan murid baru yang akan masuk ke kelas XI-IPA1, mereka semua terheran siapa yang bisa masuk ke kelas unggulan tersebut, karena ini untuk pertama kalinya sekolahnya menerima anak baru masuk ke kelas unggulan
"fy hari ini katanya ada anak baru di kelas kita" kata nova teman sekelas ify
"iya gue tau nov" kata ify santai
"lo tau orangnya?" Tanya nova antusias
"ngga, gue tau dari orang-orang disekolah ini" kata ify membuat senyum nova menghilang

Bel pun berbunyi
Bu anya yang notabene wali kelas mereka pun memasuki kelas
"baik anak-anak sebelum memulai pelajaran, ibu akan mengenalkan kalian pada murid baru" kata bu anya
"kamu, silahkan masuk dan perkenalkan dirimu" kata bu anya ramah
"saya Gabriel Clarence" kata gabriel singkat
"sudah?" Tanya bu anya dan hanya dibalas anggukan oleh gabriel
"nama belakangnya kaya cewe yaa" kata rio membuat yang lain tertawa namun tidak dengan dua orang dikelasnya
"baik gabriel kamu duduk di bangku yang kosong itu" kata bu anya sambil menunjuk bangku yang kosong
"gue Raymond Devando lo bisa panggil gue deva" kata deva ramah sambil mengulurkan tangannya
Gabriel yang melihat itu hanya menatap datar, namun dia tidak berniat sedikitpun untuk membalas uluran dari teman sebangkunya membuat deva menarik tangannya lagi dan menatap gabriel kecewa
Ada seorang gadis yang melihat itu dengan helaan nafas
'kapan senyum lo balik lagi yel?' Batin gadis ini miris

Sudah seminggu gabriel sekolah di Sylvester namun deva selaku teman sebangku nya sama sekali tidak berhasil mengajak ngobrol, membuat deva merasa jengkel
"cakka lo pindah duduk bareng gabriel aja deh" kata deva menghampiri laki-laki ramah itu
"loh? Kenapa?" Tanya cakka, sebenernya cakka tau alasannya tapi cakka tidak ingin gabriel kehilangan teman
"gue berasa ngomong sama patung tau ngga, gue ajak kenalan dia cuma natap gue datar, gue ajak ngobrol dia cuma natap gue datar mending yaa ngomong sepatah dua patah kata lah ini ga di respon sama sekali" kata deva meluapkan kekesalannya
"dia mending duduk sama lo, trus si irsyad duduk sama gue deh, capek gue kka, ntar gue bilang deh ke bu anya, lo gausah khawatir" kata deva membuat cakka menghela nafas
"yaudah iya" kata cakka pasrah
Bel berbunyi dan bu anya pun memasuki kelas
"ibu" kata deva
"iya kenapa deva?" Tanya bu anya
"saya ingin pindah tempat duduk bu" kata deva
satu kelas pun menatap deva heran pasalnya deva adalah orang yang paling terima-terima aja duduk sama siapa pun
"alasannya?" Tanya bu anya
"saya capek bu ngehadepin gabriel, saya berasa duduk sama patung bu" kata deva
"iyalah bu deva gabakal tahan, orang dia duduk sama cowo sombong" kata rio
"apa hak lo buat ngatain gabriel sombong?" Tanya cakka
"loh benerkan? Lo tanya aja anak satu sekolahan gabriel itu sombong atau tidak?" Kata rio
"lo jangan pernah ngejudge gabriel sombong, karena lo gatau" kata-kata cakka terhenti karena gabriel membawa tasnya dan berdiri di samping irsyad cowo yang duduk dengan cakka saat ini
Irsyad yang melihat itu segera membawa tasnya dan segera pindah
Setelah duduk gabriel pun menarik cakka mengisyaratkan untuk tidak membuat onar dikelas
Satu kelas pun terdiam dengan pertengkaran cakka dan rio, cakka yang terkenal ramah dan bodo amat dengan orang lain bisa marah hanya karena gabriel yang notabene orang baru di kelasnya?
"bu bisa kita lanjutkan pelajaran?" Kata agni memecahkan kesunyian
Anak-anak sekelas mendecak sebal, karena mereka berharap bisa memperlama waktu diam ini sehingga waktu belajar mereka menjadi lebih singkat

"oh iya baik agni, oke anak-anak kita mulai saja pelajarannya" kata bu anya dan langsung memulai pelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar